Merancang Pondasi Menggunakan SAP2000 | Pamungkas [dot] id
logo blog
Selamat Datang di Pamungkas [dot] id
Terima kasih atas kunjungan Anda di Pamungkas.id, silahkan tinggalkan komentar atau email ke jiwa.pamungkas@gmail.com untuk berdiskusi
Disclaimer: Blog ini merupakan blog personal, Penulis tidak bertanggung jawab terhadap segala bentuk kesalahan dan kerugian akibat penggunaan data dalam blog
baik secara langsung maupun tidak langsung. Terutama yang berkaitan dengan data teknis. Jadilah netizen yang bijak.

Merancang Pondasi Menggunakan SAP2000

Pamungkas.id - Setelah sebelumnya saya pernah membahas soal penggunaan SAP2000 untuk memodelkan pit terutama yang berkaitan dengan beban segitiga disini, serta mendesain pondasi dengan bantuan Allpile disini, maka kali ini saya mencoba memodelkan pondasi secara keseluruhan dengan bantuan SAP2000. Hal- hal dasar mengenai cara membuat model atau asumsi pembebanan tidak saya jelaskan disini dengan asumsi bahwa teman- teman semua telah menguasainya.
Sebagai contoh permodelan maka disini saya melakukan pemodelan untuk pondasi Boiler pada suatu plant. Data yang mutlak diperlukan sebelum memulai desain adalah vendor loading data, yang berisi posisi kaki mesin (grid dan orientasi) beserta besarnya loading di masing- masing titik.
grid boiler
Gambar Posisi grid dan orientasi kaki boiler
loading data
Tabel Loading masing- masing grid
Dari tabel loading di atas dapat diketahui bahwa enam jenis pembebanan yang diterapkan adalah: Dead Load (DL); Live Load (LL); Earthquake X-dir (Ex); Earthquake Y-dir (Ey); Windload X-dir (Wx). Keenam jenis pembebanan ini yang nantinya akan digunakan untuk permodelan pondasi Boiler.
Data lain yang diperlukan adalah data investigasi tanah. Melalui penyelidikan tanah diperoleh data bore-log dan data laboratorium. Data tersebut diolah menggunakan bantuan software Allpile untuk mendapatkan parameter constanta spring yang akan digunakan dalam SAP2000.
Tahap Pemodelan
Data- data yang telah diperoleh kemudian di-input ke dalam SAP2000. Tiang pancang dimodelkan sebagai joint spring, pile cap sebagai shell-thick dan tied beam sebagai beam. Grid dan dimensi mengacu kepada vendor loading data yang telah saya sebutkan di atas. Jangan lupa untuk menyesuaikan material yang dipakai sesuai spesifikasi yang diminta
sap2000 design
Gambar pemodelan pondasi di SAP2000
Setelah tahap pemodelan selesai maka tahap berikutnya adalah menerapkan pembebanan sesuai loading data. Dalam memasukkan loading ini yang harus diperhatikan adalah orientasi arah sumbu koordinatnya apakah sesuai atau belum.
input loading
Gambar Proses input loading
Yang tidak kalah penting adalah kombinasi pembebanan serta standar yang dipakai. Dalam model ini saya menggunakan standar ACI 318-2002 “Building Code Requirement for Structural Concrete” sekaligus standar SNI 03-2847-2002 “Tata Perencanaan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung”.
Setelah semua terlengkapi maka model dapat di Run oleh SAP2000. Dari analisis tersebut maka kita mencari output joint spring reaction yang merupakan gaya yang ditahan oleh tiang pancang. Gaya inilah yang kemudian dikontrol agar bisa dipastikan gaya yang terjadi lebih kecil dari kapasitas dukung satu pile.
joint spring reaction
Gambar Joint spring reaction
Selain joint spring reaction, dari hasil SAP2000 juga diperoleh moment yang terjadi dalam pile cap sehingga dapat digunakan untuk menghitung penulangan, untuk hal ini saya akan membahas dilain waktu.
Kelemahan Desain
SAP2000 merupakan salah satu program komputer yang terbukti handal untuk digunakan dalam pemodelan struktur. Akan tetapi bukan berarti program ini tidak memiliki kelemahan. Sebagai program fined-element yang basis perhitungannya berdasarkan iterasi matriks, maka terkadang output yang dihasilkan kurang tepat menggambarkan perilaku struktur yang sebenarnya. Sebagai contoh, untuk analisis pondasi maka pilecap seharusnya dianggap sangat kaku sehingga displacement akan terjadi dalam satu arah saja. Yang terjadi adalah output SAP2000 menunjukkan displacement terjadi acak ke segala arah.
Dalam hal ini justifikasi engineer yang dibutuhkan, dan ini tentunya menjadi tanggung jawab masing- masing engineer. Apabila hasil joint spring reaction yang dihasilkan menunjukkan perilaku yang tidak wajar maka engineer yang bersangkutan harus menganalisa lebih lanjut. Perbandingan dengan hasil hitungan software lain sangat disarankan. Mengenai justifikasi teknis ini secara khusus saya bahas dalam artikel berikut ini. Semoga dapat memberikan sedikit pencerahan mengenai prinsip kehati- hatian dalam melakukan justifikasi.
Demikian artikel singkat dari saya, sharing ilmu pengetahuan sangat saya harapkan. Please feel free untuk kontak atau tinggalkan komentar..

@cocoricodisko
Enter your email address to get update from Coco.
Print PDF
Next
« Prev Post
Previous
Next Post »
Comments
0 Comments

Buat ulasan ini jauh lebih menarik dengan mengirim komentar dan saran, bisa juga melalui e-mail: jiwa.pamungkas@gmail.com, atau twitter @cocoricodisko. Thanks

Copyright © 2014. Pamungkas [dot] id - All Rights Reserved | Privacy Policy | Template Created by Coco Proudly powered by Blogger
close